GK, — Dunia kehilangan salah satu suara moral paling berani dan berpengaruh ketika Paus Fransiskus wafat dalam usia 88 tahun.
Namun sebelum kepergiannya, pemimpin Gereja Katolik tersebut meninggalkan seruan keras yang menggema hingga ke jantung konflik Timur Tengah yakni hentikan perang di Gaza.
Dalam pesan Paskah terakhirnya yang disampaikan hanya sehari sebelum wafat, Paus Fransiskus secara tegas menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Jalur Gaza. Ia menekankan bahwa penderitaan warga sipil tidak bisa lagi dibenarkan atas nama keamanan atau politik.
“Saya meminta sekali lagi untuk gencatan senjata segera di Jalur Gaza, untuk pembebasan sandera, dan akses kemanusiaan tanpa hambatan,” ujar Paus dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Minggu (20/4), sebagaimana dikutip dari Vatican News dan disiarkan luas oleh media internasional.
Pernyataan ini muncul setelah Israel kembali melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran di Gaza, yang telah menewaskan ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Paus tidak hanya menyoroti korban sipil, tapi juga mengingatkan dunia bahwa kebisuan adalah bentuk keterlibatan dalam kekejaman.
“Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina,” lanjutnya, sambil mengutuk meningkatnya kebencian dan antisemitisme yang justru memperburuk luka konflik.
Seruan keras ini bukan pertama kalinya disampaikan Paus Fransiskus, tetapi kali ini terasa lebih mendesak dan historis, seperti halnya ia ingin menyampaikan pesan terakhir penting sebelum ia wafat. Di masa-masa terakhir hidupnya, Paus memilih untuk tidak meredam suara kritiknya terhadap kekerasan bersenjata. Ia memperingatkan bahwa perang hanya melahirkan kehancuran dan generasi penuh trauma.
Paus Fransiskus dikenal sebagai tokoh yang kerap berdiri di sisi korban, bahkan ketika sikap itu memicu kontroversi politik. Dalam konteks Gaza, suara Vatikan di bawah kepemimpinannya menjadi salah satu dari sedikit kekuatan moral dunia yang secara terbuka mengkritik kebijakan militer Israel, sembari menyerukan solusi damai dan keadilan bagi kedua belah pihak.
Wafatnya Paus Fransiskus kini meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik dan komunitas global yang mencintai perdamaian. Namun seruan terakhirnya dipandang sebagai wasiat moral: bahwa keadilan, belas kasih, dan penghentian kekerasan harus menjadi fondasi dunia pasca-konflik.(Rs)