GK, Bengkulu – Pendangkalan yang semakin parah di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, menghambat aktivitas ekspor dan meningkatkan biaya logistik.
Kondisi ini berdampak langsung pada penurunan volume ekspor, terutama untuk komoditas unggulan seperti cangkang sawit.
Data dari Kantor Bea Cukai Bengkulu menunjukkan bahwa sepanjang 2024, ekspor cangkang sawit mengalami penurunan drastis. Tercatat hanya satu kali pengapalan dengan dua dokumen ekspor yang berhasil dilakukan.
Penyebab utama kondisi ini adalah pendangkalan alur pelabuhan, yang menghambat kapal-kapal untuk bersandar dan beroperasi secara optimal.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bengkulu Bidang Perkebunan, Arnav Wardin, menegaskan bahwa pendangkalan ini berdampak besar terhadap aktivitas perdagangan di daerah.
“Semakin dangkal perairan, semakin sulit bagi kapal untuk beroperasi. Akibatnya, biaya operasional kapal meningkat, yang pada akhirnya menambah beban logistik,” ujar Arnav pada Minggu (2/2/2025).
Pelabuhan Pulau Baai memiliki peran strategis sebagai pintu utama logistik di Bengkulu. Namun, dengan terus berkurangnya kedalaman kolam pelabuhan, kapal-kapal besar kesulitan untuk bersandar.
Arnav menekankan bahwa penanganan pendangkalan ini memerlukan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Mengingat Pelabuhan Pulau Baai berada di bawah otoritas nasional, keterlibatan pemerintah pusat menjadi sangat penting dalam upaya penyelesaiannya.
“Ini bukan hanya persoalan daerah, tetapi juga persoalan nasional karena Pelabuhan Pulau Baai merupakan salah satu pelabuhan utama di Sumatera.Kami berharap ada alokasi anggaran khusus untuk pengerukan sehingga pelabuhan dapat kembali berfungsi optimal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Arnav menyoroti dampak pendangkalan terhadap sektor perkebunan, yang menjadi tulang punggung perekonomian Bengkulu. Jika kapal pengangkut komoditas perkebunan sulit bersandar, maka biaya logistik akan meningkat dan daya saing produk Bengkulu di pasar global bisa melemah.
Pemerintah daerah Bengkulu diharapkan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat guna mencari solusi atas permasalahan ini.
“Langkah konkret sangat diperlukan agar Pelabuhan Pulau Baai tetap berfungsi secara optimal. Ini bukan hanya demi kepentingan Bengkulu, tetapi juga untuk mendukung perekonomian nasional,” pungkas Arnav.(Rls)