GK, kota Bengkulu – Suasana rapat di Ruang Hidayah I, Kantor Wali Kota Bengkulu mendadak memanas, Selasa (29/4), saat Wali Kota Dedy Wahyudi meluapkan kegeramannya terhadap para camat dan lurah se-Kota Bengkulu.
Di hadapan jajaran pemimpin kecamatan dan kelurahan tersebut, Dedy secara terbuka mengecam sikap acuh bawahannya yang dinilainya malas, tidak responsif, dan enggan bekerja.
“Camat, lurah jangan cak icak gilo! Saya WhatsApp tidak dibalas, di grup juga tidak merespon. Berarti cuek. Cakmano kalau saya jugo cuek kek bapak ibu? Tolong saling menghargai,” semprot Dedy dengan nada tinggi.
Kemarahan Wali Kota bukan tanpa alasan. Ia menyoroti kinerja lurah yang kian menurun, termasuk tidak dilaksanakannya dana kelurahan oleh beberapa pihak. Lebih parahnya lagi, sejumlah lurah disebut mengabaikan instruksi langsung dari wali kota.
“Sekarang ini saya melihat penurunan kinerja. Padahal sudah saya beri motivasi, ada hadiah umroh dan promosi jabatan bagi pegawai teladan. Tapi tetap saja tidak ada perubahan,” katanya.
Tak hanya menegur, Dedy juga memberikan ultimatum keras. Ia menantang lurah yang tidak mau bekerja agar mundur dari jabatannya.
“Kalau tidak mau melaksanakan dana kelurahan, ajukan pengunduran diri saja. Kalau alasanmu takut dan menganggap itu berisiko, ya mundur! Kita butuh orang yang siap kerja, bukan penakut,” tegasnya.
Pernyataan Dedy ini sontak menjadi sinyal peringatan keras bagi jajaran pemerintahan tingkat kecamatan dan kelurahan. Di tengah desakan pelayanan publik yang semakin kompleks, ia menuntut totalitas dan profesionalisme, bukan abai dan ogah-ogahan.(Rs)