GK, SELUMA – Sejumlah warga Desa Padang Kuas, Kabupaten Seluma, mendatangi kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu pada Jumat pagi (11/4), guna menyampaikan keluhan terkait kerusakan alat-alat elektronik yang diduga akibat keberadaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Taba Lagan–Bentiring (TLB).
Aksi warga ini turut didampingi oleh lembaga lingkungan Kanopi Hijau Indonesia serta beberapa mahasiswa. Mereka menyampaikan keresahan yang telah berlangsung cukup lama sejak pemasangan jaringan listrik tersebut.
“Kami bingung dan sangat terganggu. Sejak ada SUTT, banyak barang elektronik kami rusak tanpa sebab yang jelas. Mulai dari televisi, kulkas, bahkan pompa air. Kami ingin ada kejelasan dan tanggung jawab dari pihak berwenang,” kata salah seorang warga saat menyampaikan aspirasinya.
Manajer Pendidikan Kanopi Hijau Indonesia, Cimbyo, menjelaskan bahwa dalam audiensi tersebut pihak ESDM berkomitmen menindaklanjuti laporan warga dengan menggelar pertemuan lanjutan.
“ESDM tadi menyatakan siap memfasilitasi pertemuan lanjutan dengan warga pada hari Rabu pekan depan (16/4). Mereka juga akan menghadirkan tim peneliti untuk menjelaskan secara teknis apa penyebab kerusakan alat elektronik yang dilaporkan warga,” ungkap Cimbyo.
Sementara itu, hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara SUTT dan kerusakan peralatan rumah tangga, justru menuai kontroversi dan kekecewaan dari warga.
“Kalau memang tidak ada hubungannya, mengapa kerusakan mulai terjadi setelah SUTT aktif? Dulu semuanya baik-baik saja. Sekarang, kami jadi takut setiap hari. Kami cuma ingin keadilan dan penanganan yang nyata, bukan janji,” ujar warga lainnya.
Warga berharap pemerintah tidak menutup mata dan segera turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi mereka. Kekhawatiran akan risiko kebakaran dan kerugian yang lebih besar menjadi alasan utama mereka terus memperjuangkan kejelasan atas dampak keberadaan SUTT tersebut. (Nasti)