Terjadi Pendangkalan Sebabkan Pemerintah Desak Percepatan Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Bai

Rosjonsyah - Plt. Gubernur Bengkulu dalam rapat koordinasi bersama pihak terkait di Pelindo II Pulau Baai, Selasa (7/1/2025). (Ist)

GK, Bengkulu – Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, tengah menghadapi tantangan serius berupa pendangkalan alur pelayaran akibat sedimentasi dan abrasi di sepanjang Pantai Barat.

Masalah ini berpengaruh besar terhadap kelancaran operasional pelabuhan yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Bengkulu.

Bacaan Lainnya

Plt Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, dalam rapat koordinasi bersama pihak terkait di Pelindo II Pulau Baai, Selasa (7/1/2025), menekankan pentingnya langkah cepat untuk pengerukan alur pelabuhan dan pembangunan penahan abrasi.

“Kondisi pendangkalan semakin parah, dan belum ada tindakan konkret setelah pemantauan terakhir pada Desember 2024. Kami mendesak adanya percepatan pengerukan dan penyelesaian masalah ini secara terkoordinasi,” ujar Rosjonsyah.

Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Wilayah III Pulau Baai.

“Tidak boleh ada saling menyalahkan. Semua pihak harus bertanggung jawab dan bekerja sama, karena ini menyangkut ekonomi daerah,” tegasnya.

Kondisi Alur yang Memprihatinkan
General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu, S. Joko, menjelaskan bahwa saat ini kedalaman alur pelayaran hanya -2,9 meter LWS (Low Water Spring), dengan tambahan kedalaman sekitar 1,2 meter saat air pasang.

“Kami mengatur jadwal kapal dan memberikan imbauan terkait draft kapal untuk menjaga keamanan. Kami juga menggunakan metode Ship to Ship, di mana kargo seperti batu bara dimuat dari tongkang di dermaga dan dipindahkan ke kapal besar di luar pelabuhan,” ungkap Joko.

Meski menghadapi tantangan besar, Joko menegaskan bahwa Pelindo terus berupaya menjaga pelayanan pelabuhan agar operasional tetap berjalan.

Pemprov Bengkulu berharap kolaborasi antara Pelindo, KSOP, dan pemerintah pusat dapat segera menghasilkan solusi nyata untuk mengatasi pendangkalan alur.

Dengan demikian, pelabuhan dapat kembali optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

“Pelabuhan Pulau Baai adalah pintu gerbang ekonomi Bengkulu. Kami membutuhkan komitmen bersama untuk memastikan pelabuhan ini berfungsi maksimal,” tutup Rosjonsyah.(Rls)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *