Kota Bengkulu, GK — Semangat pembinaan sepak bola usia dini di Bengkulu kembali menyala lewat Liga Merah Putih (LMP), yang sukses digelar di Lapangan King Minisoccer pada 25–27 Oktober 2025.
Menariknya, turnamen bergengsi ini berlangsung luput dari perhatian dan dukungan pemerintah daerah, namun tetap meriah dan penuh antusiasme.
Sebanyak 27 tim sekolah dasar dari berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu ambil bagian, menjadikan ajang ini sebagai bukti nyata bahwa semangat olahraga bisa tumbuh dari kemandirian.
Pada kategori Kelompok Umur (KU) 10, tim SDIT Ruhul Jadid Bengkulu Utara tampil sebagai juara usai menundukkan SDIT Iqra 2 Kota Bengkulu di partai final.
Sementara di KU 12, giliran (MI) Nurul Huda Kota Bengkulu yang berjaya setelah mengalahkan SDIT Ruhul Jadid Bengkulu Utara.
Menurut Imran Hasyim, PIC Regional Bengkulu, keberhasilan penyelenggaraan LMP tahun ini adalah hasil kerja kolektif para relawan sepak bola.
“Kami menyelenggarakan ini berkat dukungan banyak pihak dan relawan, terutama Asprov PSSI Bengkulu. Kami tidak menerima bantuan moril apalagi materi, tapi alhamdulillah bisa terlaksana,” ujar Imran.
Imran menegaskan, LMP bukan sekadar turnamen, tetapi ruang pembinaan yang memberi kesempatan bagi anak-anak SD — bukan hanya dari Sekolah Sepak Bola (SSB) — untuk merasakan atmosfer kompetisi sesungguhnya.
“Selama ini yang sering tampil di turnamen hanya anak-anak SSB. Di sini, anak-anak sekolah biasa juga punya panggung. Dari 27 sekolah, hanya dua sekolah negeri yang ikut. Kami berharap ke depan Pemerintah dan Dinas Pendidikan bisa mendorong lebih banyak sekolah negeri terlibat,” tambahnya.
Disisi lain, Apresiasi datang dari Ketua Asprov PSSI Bengkulu, AKBP Harry Irawan, S.H., yang menilai LMP sebagai langkah konkret pembinaan usia dini.
“Liga Merah Putih sangat membantu kami dalam menjaring bibit muda Bengkulu. Terima kasih untuk panitia dan semua pihak yang sudah bekerja dengan semangat tinggi,” ujarnya.
Para juara regional Bengkulu nantinya akan berlaga di Grand Final Liga Merah Putih Nasional di Progressive Arena, Bandung, pada 6–7 Desember 2025, menghadapi tim-tim kuat dari berbagai daerah, termasuk Palangkaraya, Semarang, Bogor, dan Ternate.
Turnamen ini menegaskan satu hal: pembinaan sepak bola sejati tidak selalu bergantung pada anggaran, tapi pada kemauan dan kolaborasi. (Red)







