Stok BBM Bengkulu Aman, Pertamina Imbau Masyarakat Tak Lakukan Panic Buying

GK, Bengkulu – Lonjakan antrean kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Provinsi Bengkulu dalam beberapa hari terakhir menimbulkan keresahan masyarakat. Fenomena ini bahkan menarik perhatian Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, yang turun langsung ke lapangan untuk meninjau situasi.

Merespons kondisi tersebut, PT Pertamina Patra Niaga melalui Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, memastikan bahwa stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Bengkulu dalam kondisi aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (27/5), Nikho menjelaskan bahwa masalah yang menyebabkan antrean panjang di SPBU bukan karena kekurangan stok, melainkan gangguan pada jalur distribusi laut.

“Permasalahan utamanya adalah alur laut yang dangkal di pelabuhan, sehingga kapal tanker milik Pertamina tidak bisa bersandar untuk menurunkan muatan BBM ke depot. Akibatnya, kami harus mengambil langkah alternatif dengan melakukan pengiriman BBM melalui jalur darat dari terminal-terminal penyangga,” jelas Nikho.

Adapun pengiriman darat dilakukan dengan mengerahkan sebanyak 64 unit mobil tangki yang mengambil BBM dari beberapa Fuel Terminal (FT) terdekat, yaitu FT Teluk Kabung (Padang), Lubuk Linggau, Panjang (Lampung), dan Lahat.

“Kami bekerja ekstra untuk memastikan distribusi tetap berjalan. Namun, situasi ini diperparah dengan terjadinya panic buying atau pembelian secara berlebihan oleh masyarakat, yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika semua pihak tenang dan membeli sesuai kebutuhan,” tambahnya.

Nikho juga memaparkan data konsumsi BBM di Bengkulu yang menunjukkan lonjakan signifikan selama beberapa hari terakhir. Konsumsi Pertalite yang biasanya berada di angka 650 kiloliter (KL) per hari, meningkat menjadi 714 KL per hari. Sementara itu, konsumsi Pertamax naik dari 190 KL menjadi 200 KL per hari.

“Angka ini menunjukkan adanya peningkatan yang tidak wajar. Biasanya, peningkatan konsumsi seperti ini hanya terjadi saat momen tertentu seperti mudik Lebaran. Saat ini tidak ada lonjakan aktivitas masyarakat yang signifikan, sehingga dapat dipastikan bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh panic buying,” ungkapnya.

Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap kenyamanan masyarakat, Pertamina juga menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya antrean panjang di sejumlah SPBU di Bengkulu.

“Kami dari Pertamina menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Bengkulu atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat antrean panjang. Kami memahami keresahan yang dirasakan dan terus berupaya maksimal agar distribusi BBM kembali normal,” ujar Nikho.

Lebih lanjut, pihak Pertamina menegaskan komitmennya untuk menjaga pasokan dan memastikan distribusi BBM tetap berjalan normal. Namun, keterlibatan dan pengertian dari masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan situasi.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Stok BBM kami aman. Jangan sampai kepanikan justru menciptakan kekacauan distribusi. Bila masyarakat membeli BBM sesuai kebutuhan, suplai akan tetap stabil dan pelayanan di SPBU akan kembali lancar,” tegasnya.

Pertamina juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah dan aparat keamanan, untuk memperlancar distribusi BBM dan mengantisipasi potensi gangguan di lapangan.

Pemerintah Provinsi Bengkulu sendiri turut aktif memantau kondisi ini. Situasi ini menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya komunikasi yang efektif dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem distribusi energi nasional. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan kondisi BBM di Bengkulu segera kembali normal dan masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa tanpa kekhawatiran.(Nasti)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *