Sering Konsumsi Samcodin, Wanita Muda Di Bengkulu Alami Gangguan Saraf Dan Ditelantarkan Suami

Dinsos kota Bengkulu jemput wanita muda (5/5).(Ist)

GK, Bengkulu – NH (25), seorang ibu muda warga Jalan Beringin, RT 5 RW 4 Kelurahan Padang Jati, Kota Bengkulu, diamankan oleh Dinas Sosial Kota Bengkulu akibat mengalami gangguan pada sistem saraf.

Kondisi tersebut diduga akibat konsumsi jangka panjang obat batuk Samcodin dan obat mabuk perjalanan Antimo.

Bacaan Lainnya

Kasus NH menarik perhatian setelah laporan dari warga sekitar. Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sahat Marulitua Situmorang, langsung mendatangi kediaman NH pada Senin (5/5/2025) bersama Lurah Padang Jati Edwin Kahar. Di sana mereka bertemu NH yang sedang bersama ibu kandung dan bibinya, Eti.

“Setelah berbicara langsung, NH bukan mengalami gangguan jiwa. Dia masih bisa diajak berbicara dengan baik, hanya saja tubuhnya kerap bergetar. Ini akibat gangguan saraf karena konsumsi obat-obatan dalam dosis besar dan jangka panjang,” ungkap Sahat.

Menurut Sahat, NH telah dua hari dilaporkan oleh warga dan segera ditindaklanjuti. Ia menegaskan bahwa NH bukan termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), namun perlu penanganan medis lebih lanjut.

“Dia akan kita bawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kalau perlu perawatan lanjutan, Dinas Sosial akan dampingi,” jelas Sahat.

Sahat menyayangkan kondisi NH yang masih sangat muda namun harus menghadapi gangguan saraf serius. Ia tetap optimis NH bisa pulih dengan dukungan dan penanganan yang tepat.

Sementara itu, Lurah Padang Jati Edwin Kahar menuturkan bahwa NH memang telah lama mengalami gangguan, namun tidak pernah mengganggu warga sekitar.

“Orangtua NH pernah berniat membawanya ke RSJKO. Tapi setelah itu kami tak menerima kabar lanjutan mengenai kondisinya,” kata Edwin.

Bibi NH, Eti, mengungkapkan bahwa keponakannya kerap mengonsumsi Samcodin dan Antimo secara berlebihan. Bahkan menurutnya, suami NH dan mertuanya ikut mengedarkan obat-obatan tersebut.

“Suaminya tidak peduli lagi, bahkan NH sering jalan kaki tanpa alas kaki ke Belakang Pondok hanya untuk membeli obat. Kadang minta-minta uang di jalan,” ujar Eti.

NH sendiri menyatakan keinginannya untuk sembuh.

“Sayo idak gilo pak. Cuman badan sayo begetar segalo. Sayo mau sembuh pak,” ucap NH dengan lirih. Ia mengaku masih rutin mengonsumsi Antimo dalam jumlah banyak agar tubuhnya merasa tenang.

Kini NH telah berpisah rumah dengan suaminya yang tinggal di Kelurahan Belakang Pondok. Ia juga menyebut bahwa bantuan PKH yang semestinya untuknya justru diterima oleh sang suami.(Rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *