GK, Bengkulu – Dalam sebuah langkah progresif yang memadukan isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, kamis (2/1/2025) digelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bank Sampah Induk Sehati (BSI Sehati).
Rapat ini membahas Penutupan Buku Tahun 2024 sekaligus menyusun Rencana Kerja Tahun 2025.
Hasil penting dari rapat tersebut adalah kesepakatan pembentukan Yayasan Sehati Rafflesia Bengkulu.
Yayasan ini akan berfokus pada pendidikan, pendampingan, dan penguatan komunitas masyarakat, dengan visi besar untuk mendukung keberlanjutan di Provinsi Bengkulu.
Sebagai langkah awal, Yayasan ini akan menjalankan program-program yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri (swakelola) hingga mampu memberikan nilai ekonomi.
Selain itu, yayasan juga akan memberikan pendampingan berbasis komunitas, dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari akademisi hingga aktivis lingkungan.
Yayasan ini akan digerakkan oleh sejumlah tokoh yang memiliki latar belakang kuat di bidangnya, antara lain:
– Eko Sumartono: Pemerhati lingkungan dan aktivis pengelolaan sampah.
– Siti Pahlawati: Pakar pendidikan dan pendamping komunitas.
– Frans dan Yudi Nugroho: Praktisi sosial dan pekerja lingkungan.
Dalam kesempatannya, Ketua Komisi 4 DPRD provinsi Bengkulu, Usin, menyampaikan harapan besar agar inisiatif ini membawa dampak positif bagi masyarakat Bengkulu.
“Semoga apa yang kita lakukan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, tetapi juga menjadi solusi berkelanjutan untuk Provinsi Bengkulu,” ujarnya.
Dengan kombinasi pendekatan politik pemberdayaan dan swakelola sampah, langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengelola isu lingkungan dan memberdayakan masyarakat.(Nasti)
