Bengkulu, GK – Kesabaran Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) terhadap lambannya pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai akhirnya habis. Rombongan anggota Komisi V DPR RI melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke pintu alur Pelabuhan Pulau Baai pada Kamis (3/7), mendesak PT Pelindo untuk segera mempercepat pengerjaan yang dinilai sangat lamban, meskipun Presiden Prabowo telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) pada akhir Juni lalu.
Kedatangan anggota Komisi V DPR RI, yang terdiri dari Syaiful Huda, Muklish Basri, Haryanto, Hamka B. Kadi, dan Saadiah Uluputty, disambut langsung oleh Wakil Gubernur Mian setibanya di Bandara Fatmawati Soekarno.
Setelah itu, rombongan, bersama Wakil Gubernur Mian dan pejabat dari Direktorat Jenderal Perhubungan, langsung bergegas menuju lokasi pintu alur di Pelabuhan Pulau Baai.
Setibanya di lokasi, anggota Komisi V DPR RI menyatakan kekecewaan mereka atas progres pengerukan yang dinilai berjalan sangat lambat. Menanggapi situasi ini, Syaiful Huda meminta agar Pelindo diberi waktu tiga hari ke depan untuk mempercepat pengerukan alur Pulau Baai.
“Memastikan paling tidak sementara ini kapal bisa masuk dulu atau bisa keluar. Ini target tiga hari kedepan ini bisa dipastikan kapal bisa masuk, kita pastikan deadline tiga hari ini kapal bisa masuk,” tegas Syaiful Huda.
Tenggat waktu tiga hari ini juga memiliki tujuan krusial lainnya, yaitu untuk mempercepat masuknya kapal transportasi ke Pulau Enggano. Oleh karena itu, Syaiful Huda juga mendesak Pelindo untuk menambah jumlah alat pengerukan yang digunakan.
“Dengan Inpres ini semua problem Pulau Baai ini dituntaskan dengan mandat sampai 31 Agustus, jadi kalau melihat rentan yang cukup terbatas ini Pelindo harus menambah sebanyak-banyaknya alat pengerukan,” tambahnya, menyoroti urgensi penyelesaian sebelum batas waktu Inpres yang telah ditetapkan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Mian turut menegaskan agar Pelindo tidak lagi mengulur waktu seperti janji-janji sebelumnya.
“Posisinya sudah harus dikeroyok bersama variabel kerjanya harus kesiapan alat diperhitungkan, misalnya tiga unit gak cukup harus dilipatgandakan jangan sampai sudah di-deadline terus akhirnya mundur lagi,” sesal Wagub, menunjukkan kekhawatirannya akan terulangnya kemunduran jadwal.
Menanggapi desakan ini, Direktur Strategi PT Pelindo, Drajat Sulistyo, menyampaikan kendala utama yang mereka hadapi. Ia menjelaskan bahwa Bengkulu sering mengalami badai yang secara signifikan menghambat pekerjaan pengerukan.
“Sebenarnya problemnya itu kita menghindari musim dingin bulan Oktober sampai Februari itu angin muson membawa pasir luar biasa tapi Bengkulu ini badai terus itu menjadi hambatan,” tutupnya, memberikan gambaran tantangan alam yang dihadapi.(Rs)