GK – Kebakaran melanda Gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada Sabtu (8/2), memicu berbagai spekulasi di kalangan masyarakat.
Insiden ini dengan cepat menjadi perbincangan hangat di media sosial, dengan banyak netizen menduga adanya upaya penghilangan barang bukti terkait kasus pertanahan.
Berdasarkan laporan sementara, api mulai berkobar pada Sabtu malam dan menghanguskan sejumlah ruangan. Petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi berhasil mengendalikan api setelah beberapa jam. Hingga kini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
Namun, di media sosial, warganet ramai-ramai mengaitkan kebakaran ini dengan dugaan mafia tanah.
“Kok kebetulan banget? Jangan-jangan ini cara untuk menghilangkan barang bukti,” tulis seorang pengguna X (sebelumnya Twitter).
Sementara itu, komentar lain menyebut, “Gedung ATR/BPN kebakaran, apakah ini sinyal bahwa ada dokumen penting yang ingin dihilangkan?”
Sejumlah aktivis dan pengamat agraria juga mendesak pemerintah untuk segera mengusut tuntas penyebab kebakaran ini.
Mereka menilai kejadian ini tidak boleh dianggap sebagai insiden biasa, mengingat banyaknya kasus sengketa tanah yang masih dalam proses hukum.
Pihak ATR/BPN hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan tersebut. Namun, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid memastikan bahwa seluruh dokumen pertanahan telah terdigitalisasi, sehingga kecil kemungkinan ada dokumen penting yang musnah akibat kebakaran.
Meski demikian, publik masih menanti hasil investigasi mendalam guna memastikan apakah kebakaran ini memang murni insiden atau ada unsur kesengajaan. Benarkah ini hanya kecelakaan, atau ada sesuatu yang sengaja disembunyikan?(Ns)
