Kadis LHK Dampingi Gubernur Helmi Hasan Launching Kopi Bumi Merah Putih

GK, Rejang Lebong – Gubernur Bengkulu H. Helmi Hasan, S.E, didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar, S.Hut., M.P, secara resmi meluncurkan program Kopi Bumi Merah Putih di Kabupaten Rejang Lebong, pada Rabu (28/5).

Dalam sambutannya, Gubernur Helmi menegaskan bahwa Provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia. Namun, ironi terjadi ketika sebagian besar hasil kopi Bengkulu masih tercatat sebagai produk dari provinsi tetangga seperti Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Berdasarkan data statistik tahun 2023, produksi kopi Bengkulu mencapai 90.000 ton per tahun, berkontribusi sekitar 7,72% terhadap total produksi kopi nasional.

Bacaan Lainnya

“Sebagian besar, sekitar 70% kopi di Bengkulu ditanam masyarakat di dalam kawasan hutan, dan 30% sisanya berada di luar kawasan hutan. Melalui program Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan telah memberikan akses legal seluas 80.000 hektare untuk masyarakat mengelola kawasan hutan, dan lebih dari 80% kawasan ini telah ditanami kopi,” jelas Helmi Hasan.

Gubernur juga menyoroti tantangan utama yang dihadapi petani kopi, seperti rendahnya kesejahteraan, fluktuasi harga, serta belum optimalnya kualitas kopi yang belum tersertifikasi internasional. Karena itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu hadir dengan solusi strategis melalui program Kopi Bumi Merah Putih, yang mengusung pendekatan agroforestri berbasis konservasi dengan prinsip livelihood-sustainability nexus serta konsep forest-and-farm interface dari FAO.

“Budidaya kopi tidak dilakukan dengan menggunduli hutan, melainkan dengan menyisipkan tanaman kopi ke dalam struktur ekosistem hutan. Pendekatan ini menjaga tutupan pohon, mempertahankan fungsi ekologis, dan mendukung penghidupan petani secara berkelanjutan,” tambah Gubernur.

Dari hasil analisis SWOT, pengembangan kopi Bengkulu saat ini berada pada posisi “Hold and Maintain” dalam Matriks IE, artinya cukup stabil namun belum cukup kuat untuk ekspansi agresif. Pemerintah daerah saat ini fokus pada peningkatan efisiensi, perbaikan kelembagaan, serta penyiapan infrastruktur dan branding produk.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas LHK Provinsi Bengkulu yang juga Ketua Pokja Kopi Bumi Merah Putih, Safnizar,S.Hut, M.P, menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan launching dan bimbingan teknis yang digelar bersamaan.

Menurutnya, Kabupaten Rejang Lebong merupakan penghasil kopi terbesar di Provinsi Bengkulu dengan lahan budidaya lebih dari 80.000 hektare yang tersebar di delapan kabupaten. Namun, berbagai tantangan masih membayangi, seperti lemahnya kelembagaan petani, keterbatasan akses ekspor, minimnya diversifikasi produk, hingga kurangnya efisiensi produksi dan branding.

“Melalui bimtek ini, sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh kehutanan, penyuluh pertanian, petani kopi, dan pelaku usaha, dilatih dalam pengolahan kopi pascapanen secara baik dan benar,” jelas Safnizar. Acara ini juga menghadirkan narasumber ahli seperti Prof. Eggy Mahardika (ACO), serta menampilkan produk kopi petani dan demo dari barista.

Pokja Kopi Bumi Merah Putih juga telah melaksanakan berbagai langkah awal strategis, mulai dari sosialisasi ke 32 kelompok tani, pengambilan sampel tanah, analisis desk lokasi budidaya, hingga persiapan kontrak sewa pabrik kopi di Desa Taba Pasma, Bengkulu Tengah. Tak hanya itu, revitalisasi BUMD dan draft perjanjian kerja sama juga telah disusun.

Acara ditutup dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara OPD provinsi dan kabupaten, sekaligus arahan dari Gubernur Bengkulu.

“Secangkir kopi bukan hanya minuman, tapi cerita perjuangan petani, keberlanjutan hutan, dan masa depan ekonomi rakyat,” tutup Safnizar dengan penuh harap.(Nasti)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *