TUNISIA – Rumor mengenai mundurnya delegasi Indonesia dari misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) berkembang pesat di media sosial. Isu ini akhirnya ditepis langsung oleh para perwakilan Indonesia, yang menegaskan bahwa komitmen mereka terhadap misi tersebut tetap kuat.
Dalam video yang diunggah di akun YouTube Muhammad Husein Gaza, delegasi Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) memberikan pernyataan bersama. Mereka yang diwakili oleh Muhammad Husein Gaza, Amar Risalah, dan Muhammad Rizki membantah rumor tersebut. Mereka menjelaskan bahwa IGPC tidak mundur, melainkan mengorbankan kursi para relawan agar misi dapat terus berjalan. Langkah serupa juga dilakukan delegasi dari Irlandia dan Belgia.
Husein menambahkan bahwa keputusan ini adalah bagian dari strategi untuk menjamin keberlanjutan misi, dengan tujuan utama membuka blokade di Gaza, bukan mencari popularitas. Rizki menekankan bahwa langkah ini diambil karena mereka melihat misi ini sebagai upaya kolektif, bukan hanya inisiatif Indonesia. Amar Risalah juga menyebutkan bahwa tekanan dari Amerika Serikat kepada pemerintah Tunisia menjadi salah satu faktor yang memengaruhi jalannya misi.
Indonesia sendiri menyumbangkan lima kapal yang berasal dari donasi masyarakat. Kelima kapal ini telah diserahkan kepada panitia pengarah (steering committee) agar pelayaran menuju Gaza dapat terus dilanjutkan.
Sikap IGPC ini pun mendapat pujian dari SC GSF. Melanie Schweizer, dalam pernyataan resminya, memuji delegasi Indonesia sebagai contoh yang luar biasa. Menurutnya, mereka tidak hanya memberikan kontribusi finansial yang besar dan berkampanye di dalam serta luar negeri, tetapi juga mengalah dan memberikan ruang bagi orang lain agar misi berhasil.
Dari total 30 relawan IGPC yang terdiri dari aktivis, tenaga medis, jurnalis, dan perwakilan lembaga kemanusiaan, sebagian telah kembali ke tanah air, sementara beberapa lainnya tetap berada di lokasi untuk memantau keberangkatan kapal.