GK, Bengkulu – Provinsi Bengkulu berpeluang besar menerima investasi senilai puluhan triliun rupiah dari dua perusahaan kelas dunia: International Coffee Organization (ICO) dan Huawei. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Bimex (Perseroda), Handiro Efriawan, M.Si, dalam keterangannya pada Rabu(7/5).
Handiro menjelaskan bahwa ICO, satu-satunya organisasi komoditas internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menunjukkan ketertarikan kuat untuk berinvestasi dalam sektor kopi di Bengkulu. Kedatangan Prof. Egy, Wakil Presiden ICO, menjadi penanda seriusnya minat tersebut.
“Mereka sudah mengelola perkebunan di negara-negara seperti Vietnam. Sekarang mereka ingin masuk ke Bengkulu sebagai buyer langsung, dengan nilai investasi awal sekitar Rp13,7 triliun,” ujar Handiro.
Skema investasi tersebut akan melibatkan BUMD melalui penugasan khusus dari Gubernur Bengkulu. BUMD ditugaskan membeli kopi asalan dari petani dengan harga pasar ditambah insentif Rp5.000 per kilogram. Produk tersebut kemudian akan dijual kembali kepada pihak ICO dengan harga lebih tinggi.
“Jika rata-rata harga kopi di pasaran Rp75.000, maka BUMD akan membeli seharga Rp80.000. Dengan kebutuhan harian sekitar 100 ton, total transaksi bisa mencapai Rp8 Milyar,” jelasnya.
Selain itu, perusahaan teknologi global Huawei juga menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi di Bengkulu.
Menurut Handiro, komunikasi awal telah terjalin antara Huawei Indonesia dan Pemerintah provinsi Bengkulu melalui PT. Bimex (Perseroda), bahkan sempat direncanakan kehadiran CEO Huawei Internasional dalam kunjungan ke Bengkulu.
“Huawei siap bermitra dengan Pemprov Bengkulu, khususnya dalam pengembangan teknologi dan program Smart City. Mereka bahkan mempertimbangkan membangun pabrik di sini, dengan PT Bimex sebagai kontraktor utama untuk wilayah Sumatera,” ungkap Handiro.
Jika kerja sama ini terealisasi, nilai investasinya diperkirakan bisa mencapai triliunan rupiah, terutama jika proyek-proyek strategis nasional yang dikelola Huawei dilibatkan.
“Semua bergantung pada komitmen dan kesepakatan dengan pemerintah provinsi dalam hal ini Gubernur Bengkulu. Tapi mereka sudah siap support penuh, khususnya untuk program IT dan menunjang program bantu rakyat,” tutupnya.
Dengan dua investor besar ini, Bengkulu tampaknya bersiap memasuki babak baru dalam sektor industri dan teknologi, membuka peluang besar bagi kemajuan ekonomi daerah.(Nasti)