Bank Indonesia Dorong Ekonomi Inklusif Berkelanjutan Di Bumi Merah Putih Bengkulu 

Wahyu Yuwana Hidayat - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Saat Menyampaikan Materi Pada Acara Sarasehan, Rabu(91/6). (Nasti/GK)

GK, Bengkulu – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal. Hal ini ditunjukkan dalam kegiatan Sarasehan Perekonomian Indonesia Triwulan I Tahun 2025 yang digelar pada Rabu pagi (18/6) di salah satu hotel di Kota Bengkulu.

Mengusung tema “Sinergi Moneter dan Fiskal: Optimalisasi Pembiayaan Sektor Prioritas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Inklusif dan Berkelanjutan,” acara ini dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), para ekonom lokal, pelaku perbankan, pengawas Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akademisi, hingga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bengkulu.

Bacaan Lainnya

Sarasehan ini dikemas secara interaktif, berhasil menarik perhatian dan antusiasme seluruh peserta. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan kritis dari peserta seputar strategi penguatan ekonomi daerah, peran perbankan, serta potensi pengembangan sektor-sektor unggulan di Bengkulu.

Dalam sambutannya, Asisten II Setda Provinsi Bengkulu yang mewakili Gubernur Bengkulu, R.A. Denny, S.H., M.M., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bank Indonesia yang selama ini aktif berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.

“Alhamdulillah, kita patut bersyukur karena Bank Indonesia mampu menyelenggarakan kegiatan seperti ini guna menyamakan persepsi dan visi dalam rangka membangun Bengkulu, khususnya dalam memperkuat sektor perekonomian daerah,” ujar R.A. Denny.

Denny menambahkan bahwa Pemprov Bengkulu sangat terbuka terhadap masukan dan sinergi dari berbagai pihak, baik dari pelaku usaha, lembaga keuangan, maupun regulator dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, memaparkan bahwa secara umum kinerja perekonomian Bengkulu menunjukkan perbaikan di sejumlah sektor, terutama sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.

“UMKM di Bengkulu terus mengalami pertumbuhan yang positif, terutama didukung oleh akses pembiayaan yang mulai terbuka serta program-program pendampingan dari berbagai instansi,” jelas Wahyu.

Wahyu juga mengapresiasi langkah-langkah strategis yang telah diambil Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam mengatasi berbagai persoalan ekonomi, seperti penyediaan infrastruktur penunjang, program pelatihan SDM, serta dukungan pembiayaan bagi sektor-sektor prioritas.

Menurut Wahyu, sinergi antara kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dan kebijakan fiskal oleh pemerintah daerah menjadi kunci untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Melalui sinergi inilah kita dapat mendorong pembiayaan di sektor-sektor prioritas seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata, yang memiliki multiplier effect besar terhadap perekonomian masyarakat Bengkulu,” ujarnya.

Sarasehan ini juga menjadi wadah bagi para pelaku ekonomi dan mahasiswa untuk memahami lebih dalam peran Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan moneter, sistem pembayaran, serta pengembangan UMKM. Para peserta berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara rutin agar komunikasi dan sinergi antara pemerintah, regulator, pelaku usaha, dan masyarakat semakin erat.

Dengan terselenggaranya sarasehan ini, diharapkan terbangun pemahaman bersama bahwa pertumbuhan ekonomi daerah tidak hanya bergantung pada kinerja pemerintah atau lembaga tertentu saja, melainkan hasil kolaborasi seluruh elemen, demi terciptanya Bengkulu yang maju, mandiri, dan berdaya saing tinggi di kancah nasional maupun global.(Nasti)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *