Oleh: Cahyadi Takariawan
Alkisah, tersebutlah seorang wanita yang menjadi penggembala kambing. Ia tinggal di shauma’ah, yaitu pertapaan rahib.
Waktu berlalu. Hari berganti. Sang rahib mulai tertarik wanita tersebut, hingga terjadi perzinahan. Wanita itu hamil.
Setan menggoda sang rahib. “Bunuh saja dia, lalu kuburkanlah. Engkau adalah orang yang dikenal jujur dan ucapanmu pasti didengar.”
Sang rahib membunuh wanita hamil itu, lalu menguburkannya.
Saudara si wanita merasakan kejanggalan. Mereka minta tolong kepada raja untuk mengatasi kasus tersebut.
Setan kembali mendatangi rahib. “Aku yang telah menjerumuskan engkau dalam kejahatan ini, tentu yang bisa menyelamatkanmu hanyalah aku”.
“Sekarang sujudlah padaku. Aku akan menyelamatkanmu dari masalah besarmu,” ujar setan.
Sang rahib pun sujud kepada setan. Ketika raja datang, setan berlepas diri dari rahib tersebut. Rahib tetap dikenakan hukuman atas tindakan kejahatannya. Ia dihukum mati.
Kisah tentang rahib di atas memberi pelajaran penting kepada kita, bahwa semua manusia bisa tergoda oleh setan.
Seorang rahib yang ahli ibadah dan tinggal di tempat pertapaanpun, bisa tergoda oleh setan.