Oleh : Cahyadi Takariawan
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang matimu” (HR. Al Hakim. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini sahih).
Dari sabda Nabi saw di atas, kita diingatkan akan lima modalitas sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Semakin pandai mengoptimalkan lima modalitas tersebut, semakin baik pula kehidupan mereka.
1. Potensi Usia
Nabi saw mengarahkan agar kita pandai mengoptimalkan masa muda untuk kebaikan. Usia muda adalah potensi yang luar biasa. Tenaga yang kuat, fisik yang segar, otak cemerlang, hati bersih, dan semangat membara.
Saat tua, fisik pasti sudah tidak sekuat anak muda. Pikiran tidak secemerlang saat masih muda. Tenagapun semakin mengendur. Maka gunakan masa muda untuk banyak melakukan kebaikan, untuk banyak beramal salih di berbagai bidang kehidupan.
2. Potensi Kesehatan
Nabi saw mengarahkan agar kita pandai mengoptimalkan masa sehat untuk kebaikan. Sehat itu sesungguhnya sangat murah, sedangkan sakit sangatlah mahal –biaya pengobatan dan penyembuhannya.
Di saat sehat, gunakan untuk berbagai kebaikan, karena akan lebih banyak yang bisa dilakukan. Berbeda dengan mereka yang sakit, sangat terbatas kegiatan yang bisa dilakukan. Maka gunakan kesehatan untuk kebaikan, untuk amal salih di berbagai bidang kehidupan.
3. Potensi Kekayaan
Nabi saw mengarahkan agar kita pandai mengoptimalkan masa kaya untuk kebaikan. Kaya tidak selalu memiliki dana milyar atau triliun. Namun memiliki kelebihan dari kebutuhan pokok, sudah termasuk kategori kaya.
Pada orang miskin yang belum mampu memenuhi kebutuhan pokok, kondisinya tentu sangat terbatas. Maka gunakan kekayaan untuk kebaikan, untuk amal salih di berbagai bidang kehidupan.
4. Potensi Waktu Luang
Nabi saw mengarahkan agar kita pandai mengoptimalkan masa senggang untuk kebaikan. Cermatlah menemukan waktu senggang –mungkin hanya satu jam dalam sehari yang luang, 23 jam lainnya sudah penuh kesibukan.
Mereka yang didera kesibukan tanpa jeda, sudah sulit untuk melakukan hal-hal lain di luar rutinitasnya. Maka gunakan waktu luang hanya untuk melakukan kebaikan, untuk melakukan amal salih di berbagai bidang kehidupan.
5. Potensi Kehidupan
Nabi saw mengarahkan agar kita pandai mengoptimalkan masa hidup untuk kebaikan. Pada masa pandemi, betapa banyak warga masyarakat wafat tersebab corona. Kita yang masih diberi kehidupan, hendaknya bersyukur.
Mereka yang sudah meninggal dunia, tidak bisa lagi mengucap taubat, tidak bisa lagi membayar utang, tidak bisa lagi meminta maaf, tidak bisa lagi melakukan ibadah. Maka gunakan kehidupan untuk kebaikan, untuk beramal salih di berbagai bidang.
Mari belajar dari mereka yang menyesal.
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang salih?” (QS. Al-Munafiqun: 10-11).
Saat masih muda, saat sehat, saat kaya, saat senggang –dan masih hidup, perbanyak melakukan kebaikan. Sebelum terlambat. Sebelum menyesal di akhirat.